Rabu, 21 November 2018

Apasih Anamnesa...

Anamnesa Kunjungan Ibu Hamil

Apasih amnamnesa ibu hamil itu? Mungkin banyak ibu hamil yang belum mengetahui apa itu anamnesa ibu hamil... mari bahas anamnesa ibu hamil lebih mendalam kali ini.
Anamnesa ibu hamil adalah pertanyaan pertanyaan yang ditujukan pada ibu hamil untuk memperoleh data tentang keadaan ibu hamil dan faktor resiko yang mungkin dimilikinya.
Tenaga kesehatan dapat mengetahui informasi mengenai ibu hamil melalui berbagai macam cara anamnesa, diantaranya:
1.     Anamnesa yang dilakukan langsung kepada pasien atau Autoanamnesa.
Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dan menceritakan kondisinya.
2.    Anamnesa yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien atau Allonamnesa.
Hal ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat. Biasanya pada pasien yang tidak sadarkan diri, bayi, anak-anak. Pada anamnesa jenis ini petugas kesehatan/ bidan harus memastikan bahwa sumber informasi berasal dari orang yang tepat.
Anamnesa ibu hamil sangat diperlukan oleh tenaga kesehatan untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil, konseling persiapan persalinan, penyuluhan kesehatan, pengambilan keputusan dalam rujukan dan membimbing usaha untuk membangun keluarga sejahtera serta unt menegakkan diagnosa pasien.Memudahkan bidan dalam menentukan tindakan yang akan dilaksanakan, Membantu ibu mengatasi masalah yang menyertai kehamilan, Untuk mengenali komplikasi-komplikasi dan menyiapkan untuk persalinan dengan mempelajari keadaan kehamilan ibu sekarang, kehamilan dan kelahiran terdahulu, kesehatan secara umum dan keadaan sosial ekonomi.
Dalam anamnesa Ibu hamil ada beberapa konten yang harus dipenuhi agar mendapatkan data tentang kondisi ibu hamil. Konten tersaebut diantaranya:
1.     Menanyakan Identitas pasien dan suami/Penanggug jawab (nama, umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan)
2.    Menanyakan keluhan pasien
3.    Menanyakan riwayat menstruasi yang terdiri atas usia menarche, siklus lamanya, karakteristik, dan masalah menstruasi
4.    Menanyakan tentang kehamilan sekarang yang meliputi usia kehamilan /HPHT, gerak janin, tanda bahaya dan penyulit, imunisasi, obat yang dikonsumsi/ jamu, kekhawatiran khusus
5.    Menanyakan tentang kehamilan dan persalinan yang lalu meliputi jumlah kehamilan dan persalinan, kapan, dimana, penolong, jenis persalinan yang dilakukan, perdarahan, perinium, robek spontan/ episiotomi, masalah nifas
6.    Menanyakan keadaan bayi yang lalu meliputi jenis kelamin, BBL, minum ASI, minum susu tambahan, adakah masalah khusus
7.    Menanyakan riwayat penyakit pasien yang dulu dan sekarang
8.    Menanyakan riwayat penyakit keluarga (DM, Hipertensi, Jantung, Asma)
9.    Menanyakan Riwayat Perkawinan dan Riwayat KB
10.  Menanyakan Pola Nutrisi( makan dan minum) sebelum dan selama kehamilan
11.  Menanyakan pola eleminasi BAB dan BAK sebelum dan selama kehamilan
12.  Menanyakan pola aktivitas, Istirahat dan tidur sebelum dan selama kehamilan
13.  Menanyakan pola seksual, sosial, budaya, dan ekonomi sebelum dan selama kehamilan
14.  Menanyakan pola psikologis ibu ibu dan respon ibu serta keluarga terhadap kehamilannya
15.  Menanyakan pada ibu apakah ibu meminum tablet besi, caranya, obat-obatan lain maupun pengetahuan ibu mengenai ANC.
Selain konten-konten tersebut sikap dan prilaku serta teknik yang dilakukan ketika melakukan anamnesa terhadap ibu hamil juga harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan yang melakukan anamnesa.
Ibu hamil sebagai pasien berhak mendapat pelayan sebagai berikut
1.     Setiap pasien/ibu mempunyai hak mendapatkan keterangan mengenai kesehatannya.
2.    Setiap pasien/ibu mempunyai hak untuk mengetahui jenis/ prosedur yang akan dilakukan.
3.    Prosedur harus dilaksanakan didalam suatu lingkungan supaya hak ibu untuk mendapatkan privasi dihormati.
4.      Setiap pasien/ibu harus dibuat senyaman mungkin ketika menerima layanan.

Sekian artikel ini semoga membantu ^_^
Sumber diambil dari berbagai sumber

Selasa, 06 Januari 2015

bonding



BONDING ATTACHMENT
Pada perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua merupakan dasar perkembangan komunikasi, yang akan memupuk terbinanya cinta kasih secara timbal balik, dan akhirnya menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya diri. Bonding adalah perasaan kedekatan batin yang timbul dan tumbuh pada diri orang tua terhadap bayinya. Apabila ibu dan bayi dipisah pada jam-jam pertama setelah kelahiran, kedekatan atau ikatan batin antara ibu dan anak akan berkurang.
Blog ini bertujuan agar Ibu dapat mengerti tentang cara mengungkapkan perasaan kasih sayang oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.
a.    Pengertian Bonding Attachment
Bounding adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan kasih sayang oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir. (Saxton & Pelikan, 1996)
Attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu. (Saxton & Pelikan, 1996)
Bonding attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum (Maternal Neonatal Health)
b.    Prakondisi yang mempengaruhi bonding
1.     Kesehatan emosional orang tua
2.    Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman, dan keluarga
3.    Suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang kompeten
4.    Kedekatan orang tua dengan bayi
5.    Kecocokan orang tua – bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin)
c.    Tahap – tahap bonding attachment
1.     Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya
2.    Bonding (keterikatan)
3.    Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain
d.    Elemen – elemen bonding attachment
1.     Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Gerakan ini dipakai untuk menenangkan bayi.
2.    Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.
3. Suara
Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenang dan berpaling ke arah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
4.    Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon terhadap aroma/bau masing – masing. Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
5.    Entrainment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6.    Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7.    Kontak dini
Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua – anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
- Reflek menghisap dilakukan dini
- Pembentukkan kekebalan aktif dimulai
- Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak
8. Body warmth (kehangatan tubuh)
9. Waktu pemberian kasih sayang
e.    Dampak positif bonding attachment
-    Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
-    Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
f.    Hambatan bonding attachment
- Kurangnya support system
- Ibu dengan resiko
- Bayi dengan resiko
- Kehadiran bayi yang tidak diinginkan

seborrhea



SEBORRHEA

PENDAHULUAN

Kulit manusia merupakan organ tubuh terluar  yang berfungsi sebagai barrier atau pertahanan tubuh terhadap pengaruh lingkungan luar .Di dalam struktur kulit manusia terdapat berbagai organ-organ termasuk kelenjar kulit,salah satunya adalah kelenjar minyak atau sebasea.Kelenjar ini menghasilkan sebum atau minyak yang mempunyai banyak peranan antara lain melindungi permukaan kulit terhadap kekeringan. Kelenjar ini hampir terdapat di seluruh permukaan bagian tubuh termasuk kulit kepala kecuali telapak tangan dan kaki.Namun aktifitas yang berlebihan dari kelenjar ini berhubungan dengan berbagai kondisi gangguan ataupun penyakit.
Kulit kepala merupakan bagian dari kulit tubuh yang rentan terhadap infeksi salah satunya yaitu dermatitis seboroik.Dermatitis seboroik adalah dermatosis papuloskuamosa kronik yang biasanya mudah ditemukan pada tempat-tempat seboroik. Penyakit ini dapat menyerang anak-anak paling sering pada usia di bawah 6 bulan maupun dewasa. DS dikaitkan dengan peningkatan produksi sebum pada kulit kepala dan folikel sebasea terutama pada daerah wajah dan badan.
 (http://ekaakbidbup.blogspot.com/2009/10/seborrhea-pada-neonatus-dan-bayi.html)
Sinonim penyakit dermatitis seboroik adalah eksema seboroik, dermatitis seboroides, Morbus Unna, Ekematides, Dermatitis  flannellaire.Dermatitis seboroik (DS) adalah yang di gunakan untuk menggambarkan suatu keadaan kulit yang eritematosa dan bersisik, atau erupsi pengelupasan kulit yang terjadi terutama di daerah seboroik( daerah yang memiliki banyak kelenjar sebasea) yaitu  kulit kepala, wajah, post-auricular, presternal dan intertriginosa.
(dr. Hendra Utama,Sp.FK. 2004. Dermatitis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI) halaman 1



PEMBAHASAN

Pengertian
Seborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian sel-sel pada kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata. Proses pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka akan timbul gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe. Gangguan yang lebih parah yaitu dermatitis seboroik, berupa serpihan berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala.

Macam –macam seborrhea:
a.       Seborrhea adipose :
Peradangan yang terjadi pada perlemakan dalam suatu organ atau jaringan.
b.      Seborrhea  Neonatorum
Bercak yang biasanya terjadi di kulit dan selaput mata pada bayi
c.       Seborrhea Squamosa
Bercak disertai semacam sisik, bersifat kronis, yang sering terjadi di area kulit berambut dan area kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea ( kelenjar minyak, lemak ), seperti kulit kepala, wajah, tubuh bagian atas dan area pelipatan tubuh (ketiak, selangkangan, pantat).

Penyebab Seborrhea
·         Penyebab            : Diduga akibat aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat
·         Umur                   : biasanya pada orang dewasa
·         Jenis Kelamin      : lebih sering pada laki-laki
(Prof.Dr. R.S. Siregar,Sp. KK(K). 2005. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit Edisi 2.Jakarta: EGC)
Tidak dapat di sangkal bahwa penderita umumnya kulit yang berlemak (seborea), tetapi bagaimana hubungan antara kelenjar lemak dan penyakit ini sama sekali belum jelas. Ada yang menganggap bahwa kambuhnya penyakit yang kronis ini adalah akibat makanan yang berlemak,makanan berkalori tinggi , minuman alkohol dan gangguan emosi.
Pada anak dan bayi biasanya terdapat tipe eritroskuamosa. Efloresensi berupa sisik yang berlemak dan eritema. Distribusi kelainan pada daerah yang terdapat banyak kelenjar sebasea seperti di belakang telinga,alis, ketiak, lipatan paha dan kepala. Kadang-kadang juga di daerah intertriginosa dan sekitar bibir.
(Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak .halaman  236-237, cetakan ke 4 oleh Staf            Pengajar IKA   fakultas kedokteran UI)
Biasanya ada kecenderungan untuk di turunkan. Berawal pada usia 2 bulan dan umumnya menghilang  pada usia 1 tahun. Daerah yang terkena berwarna kemerahan dan di lapisi kerak kekuningan.
Dermatitis seboreik sering ditemukan sebagai penyakit keturunan dalam suatu keluarga. Salah satu penyebab ketombe adalah Pitysporum ovale ( P. Ovale). Walaupun namanya mungkin sedikit menakutkan , tetapi P. Ovale adalah jamur yang secara alami terdapat pada kulit kepala dan bagian kulit yang lain.
Dalam jumlah yang sedikit, jamur ini tidak menyebabkan kerugian yang berarti. Namun, dengan adanya perubahan cuaca, hormon, dan stress, kulit kepala kita akan menghasilkan lebih banyak minyak, sehingga menyebabkan jamur P. Ovale berkembang biak. Dengan berkembangbiaknya jamur tersebut, akan menyebabkan gatal pada kulit kepala dan mempercepat kerontokan sel kulit yang lama. Hasilnya : timbul Ketombe.
Kondisi ketombe yang parah atau dermatitis seboroik (seborrhea), seringkali ditemukan di kulit kepala. Namun dapat juga ditemukan di alis mata, pipi, di belakang telinga atau bagian dada. Seborrhea berupa sisik berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala.

Faktor –faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit
·         Bangsa/ Ras  :  semua bangsa
·         Makanan       : lebih sering pada orang – orang yang banyak memakan lemak dan minum alkohol
·         Iklim              : insiden meningkat pada iklim dingin
·         Keturunan     :  tidak berpengaruh tetapi cenderung meningkat pada orang-orang yang stress emosional
·         Lingkungan    :  yang menyebabkan kulit menjadi lembab dan maserasi akan lebih mudah menimbulkan penyakit
(Prof.Dr. R.S. Siregar,Sp. KK(K). 2005. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit Edisi 2.Jakarta: EGC)

Faktor resiko penyakit sebarrhea
Faktor resiko terjadinya dermatitis seborrhea:
  • Stres
  • Kelelahan
  • Cuaca dingin
  • Kulit berminyak
  • Jarang mencuci rambut
  • Pemakaian losyen yang mengandung alkohol
  • Penyakit kulit (misalnya jerawat)
  • Obesitas (kegemukan)

Gejala penyakit seborrhea
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan :
Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman Pityrosporum ovale yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala tampak eritema dan skuama halus sampai kasar ( ketombe ). Kulit tampak berminyak dan menghasilkan skuama yang putih berminyak pula. Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat.
(Prof.Dr. R.S. Siregar,Sp. KK(K). 2005. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit Edisi 2.Jakarta: EGC)
Dermatitis biasanya terbatas pada kulit kepala bayi, dapat berkembang dan menyebar ke bawah mengenai dahi, telinga , alis mata dan hidung. Lesi eritematosa bersisik berwarna seperti ikan salmon, berminyak, serta dapat mengenai bagian lain tubuh terutama daerah intertriginosa dan fleksural, postauricular, btang tubuh, umbilicus, anogenital, dan lipatan paha.gatal hanya ringan atau tidak ada, biasanya tidak didapatkan stigmata atopi.
Antara pubertas dan usia pertengaha, dermatitis seborrhea dapat tampak pada kulit kepala sebagai sisik kering; deskuamasi biasanya dikenal sebagai pityriasis sicca atau ketombe. Eritema dapat juga pada daerah supraorbital, antara alis mata, di atas batang hidung, lipatan nasolabial, bibir, daerah retroaurikular dan liang telinga. Derajat keparahan dan perjalanan penyakit dermatitis sebasea pada kelopak mata dan daerah berjenggot berbeda-beda, serta mempunyai kecenderungan menjadi kronik dan rekuren.
(Aisah Siti, Boediardja. 2004. Dermatitis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI)
Dermatitis seboreik biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan sisik kering atau berminyak di kulit kepala (ketombe), kadang disertai gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan rambut. Pada kasus yang lebih berat, timbul beruntusan/jerawat bersisik kekuningan sampai kemerahan di sepanjang garis rambut, di belakang telinga, di dalam saluran telinga, alis mata dan dada.
Pada bayi baru lahir yang berumur kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik menyebabkan ruam tebal berkeropeng berwarna kuning di kulit kepala (cradle cap) dan kadang tampak sebagai sisik berwarna kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di kulit kepala ini sering disertai dengan ruam popok. Pada anak-anak, dermatitis seboreik menyebabkan timbulnya ruam yang tebal di kulit kepala yang sukar disembuhkan.
1.      Serpihan/Sisik
Merupakan tanda yang paling mudah dilihat dan paling memalukan. Sisik tersebut adalah tanda bahwa kulit di kepala anda rontok dan waktu pergantian sel-sel pada kulit kepala menjadi lebih cepat. Serpihan-serpihan/sisik berwarna putih dengan berbagai ukuran dan bentuk yang terdapat di kulit kepala, rambut, dapat juga melekat pada baju berwarna hitam favorit anda. Pergantian sel kulit kepala biasanya tidak terdeteksi oleh mata. Namun dengan dipercepatnye proses pergantian ini, menyebabkan timbul ketombe. Jadi, setiap butir serpihan/sisik yang anda lihat sebetulnya adalah kumpulan dari sejumlah sel sel kulit kepala yang mati dalam jumlah besar, sehingga mudah menjadi perhatian.
2.      Gatal
Satu tanda lagi bahwa anda ber-ketombe adalah gatal pada kulit kepala. Gatal tersebut terjadi karena timbul peradangan pada kulit kepala yang disebabkan oleh jamur P.Ovale. Jamur inilah yang menyebabkan timbulnya ketombe dan gatal pada kulit kepala.


3.      Kemerahan
Tanda ketiga dari ketombe dikenal dengan seborrhea. Dalam kondisi ini, terlihat kemerahan di sekitar kulit kepala. Dapat juga terlihat di sekitar alis mata, pipi, belakang telinga atau bagian dada.

Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada berbagai gejala dari gambaran klinis yang ditemukan pada dermatitis seboroik juga dapat dijumpai pada dermatitis atopik atau psoriasis, sehingga diagnosis sangat sulit untuk ditegakkan oleh karena baik gambaran klinis maupun gambaran histologi dapat serupa. Oleh sebab itu, perlu ketelitian untuk membedakan DS dengan penyakit lain sebagai diferensial diagnosis. Psoriasis misalnya yang juga dapat ditemukan pada kulit kepala, kadang disamakan dengan DS, yang membedakan ialah adanya plak yang mengalami penebalan pada liken simpleks.

Diagnosis Banding
  1. Psoriasis Vulgaris
Psoriasis Vulgaris ini berbeda dengan DS karena terdapat skuama yang tebal, kasar, dan berlapis-lapis, disertai tanda tetesan lilin, Kobner dan Auspitz. Tempat predileksinya juga berbeda, psoriasis sering terdapat di ekstremitas bagian ekstensor terutama siku, lutut, kuku dan daerah lumbosakral. Jika psoriasis mengenai scalp, maka sukar dibedakan dengan DS. Perbedaannya ialah skuamanya lebih tebal dan putih, seperti mika.
  1. Pitiriasis Rosea
Pitiriasis rosea ialah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Lesi awal berupa herald patch, umumnya di badan, soliter, bentuk oval dan terdiri atas eritema serta skuama halus dan tidak berminyak di pinggir. Lesi berikutnya lebih khas yang dapat dibedakan dengan DS, yaitu lesi yang menyerupai pohon cemara terbalik. Tempat predileksinya juga berbeda, lebih sering pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas, jarang pada kulit kepala. Gambaran Pitiriasis Rosea.
  1. Tinea Kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofit dan biasanya menyerang anak–anak. Kelainan pada tinea kapitis dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerahan, alopesia dan kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yaitu kerion. Bercak-bercak seboroik pada kulit kepala yang berambut kadang-kadang membingungkan. Biasanya lesi DS pada kulit kepala lebih merata dan mempunyai lesi kulit yang simetris distribusinya. Pada tinea kapitis dan tinea kruris, eritema lebih menonjol di pinggir dan pinggirannya lebih aktif dibandingkan di tengahnya. Pada pemeriksaan didapatkan KOH positif dimana terlihat hifa yang bersekat, bercabang, serta spora.
  1. Liken Simpleks Kronikus
Liken simpleks kronikus adalah peradangan kulit kronis yang gatal, sirkumskrip ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenfikasi). Tidak biasa terjadi pada anak tetapi pada usia ke atas, berbeda dengan DS yang sering juga terjadi pada bayi dan anak-anak. Timbul sebagai lesi tunggal pada daerah kulit kepala bagian posterior atau sekitar telinga. Tempat predileksi di kulit kepala dan tengkuk, sehingga kadang sukar dibedakan dengan DS. Yang membedakannya ialah adanya likensifikasi pada penyakit ini.
  1. Dermatitis Atopik
Dermatitis Atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal. Biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak. Skuama kering dan difus, berbeda dengan DS yang skuamanya berminyak dan kekuningan. Selain itu, pada dermatitis atopik dapat terjadi likenfikasi.
  1. SLE
SLE adalah penyakit yang basanya bersifat akut, multisistemik dan menyerang jaringan konektif dan vaskular. SLE sulit dibedakan dengan DS, oleh karena pada SLE juga dapat dijumpai skuama. Yang dapat membedakan ialah lesi SLE berbentuk seperti kupu-kupu, tersering di area molar dan nasal dengan sedikit edema, eritema dan atrofi. Terdapat gejala demam, malaise, serta tes antibodi-antinuklear.

  1. Rosasea
Rosasea adalah penyakit kulit kronis pada derah sentral wajah (yang menonjol/ cembung). Gambaran histopatologi terdapat daerah ektasia vaskular, edema dermis dan diorganisasi jaringan konektif dermis. Ditandai dengan kemerahan pada kulit dan talangiektasis, disertai episode peradangan yang memunculkan erupsi, papul, pustul dan edema.
  1. Kandidosis
Kandidosis adalah penyakit jamur yang di sebabkan oleh spesies candida, biasanya candida albicans.Kadang sulit dibedakan dengan DS jika mengenai lipatan paha dan perianal. Lesi dapat berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik dan basah. Perbedaannya ialah pada kandidiasis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit di sekitarnya. Predileksinya juga bukan pada daerah-daerah yang berminyak, tetapi lebih sering pada daerah yang lembab. Selain itu, pada pemeriksaan dengan larutan KOH 10 %, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu.

Pemeriksaan Fisik
ü  Lokalisasi  : Tempat- tempat yang banyak mengandung kelenjar palit misalnya kulit kepala, belakang telinga, alis mata, cuping hidung, ketiak, dada, antara scapula dan daerah suprapubis.
ü  Efloresensi /sifat-sifatnya : Makula eritematosa yang di tutupi oleh papula –papulamiliar berbatas tak tegas, dan skuama halus putih berminyak. Kadang – kadang ditemukan erosi dengan krusta yang  sudah mongering berwarna kekuningan.
(Prof.Dr. R.S. Siregar,Sp. KK(K). 2005. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit Edisi 2.Jakarta: EGC)

Pemerikasaan Penunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien dermatitis seboroik adalah pemeriksaan histopatologi walaupun gambarannya kadang juga ditemukan pada penyakit lain, seperti pada dermatitis atopik atau psoriasis. Gambaran histopatologi tergantung dari stadium penyakit. Pada bagian epidermis. Dijumpai parakeratosis dan akantosis. Pada korium, dijumpai pembuluh darah melebar dan sebukan perivaskuler. Pada DS akut dan subakut, epidermisnya ekonthoik, terdapat infiltrat limfosit dan histiosit dalam jumlah sedikit pada perivaskuler superfisial, spongiosis ringan hingga sedang, hiperplasia psoriasiform ringan, ortokeratosis dan parakeratosis yang menyumbat folikuler, serta adanya skuama dan krusta yang mengandung netrofil pada ostium folikuler. Gambaran ini merupakan gambaran yang khas. Pada dermis bagian atas, dijumpai sebukan ringan limfohistiosit perivaskular. Pada DS kronik, terjadi dilatasi kapiler dan vena pada pleksus superfisial selain dari gambaran yang telah disebutkan di atas yang hamper sama dengan gambaran psoriasis. (Siregar,2002).
(http://ekaakbidbup.blogspot.com/2009/10/seborrhea-pada-neonatus-dan-bayi.html)
  • Gambaran Histopatologi
Pada epidermis dapt ditemukan parakeratosis fokal dengan abses Munro. Pada dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai sebukan sel – sel neutrofil dan monosit.
(Prof.Dr. R.S. Siregar,Sp. KK(K). 2005. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit Edisi 2.Jakarta: EGC)
  • Pemeriksaan  Pembantu/ Laboratorium
v  Pemeriksaan Mikroflora dari kulit kepala untuk melihat pityrosporum ovale
v  Menentukan indeks mitosis pada kulit kepala yang berketombe

.Penatalaksanaan
*      Umum : hindari semua factor yang memperberat, makanan berlemak, dan stress emosi, Perawatan rambut, dicuci dan di bersihkan dengan shampo.
*      Khusus :       
*      Sistematik :
1.      Anti histamine H1 sebagai penenang dan anti gatal
2.      Vitamin B kompleks
3.      Kortikosteroid oral dapat menurunkan insiden dermatitis seboroik
4.      Antibiotic seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder (dermatitis seboroika)
5.      Preparat azol akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap P. ovale,juga dapat mempengaruhi berat ringannya dermatitis seboroika.

*      Topikal
1.      Cuci rambut dengan selenium sulfide atau dengan larutan salisil 1% atau larutan belerang 2-4% atau dalam bentuk krim.
2.      Kortikosteroid topical atau krim dapat memberi kesembuhan sementara.
(Prof.Dr. R.S. Siregar,Sp. KK(K). 2005. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit Edisi 2.Jakarta: EGC)
Bila ada infeksi sekunder dan eksudatif harus di kompres dulu dengan larutan kalium permanganate 1/5000. Kemudian diberikan krim yang mengandung asam salisinat (2%), sulfur presipitatus (4%), vioform (3%) dan hidrokortison (1/2 – 1%). Neomisin dan basitrasin ditambahkan bila ada infeksi sekunder. Pada kasus menahun dapat di coba pengobatan dengan sinar ultra violet. Pada daerah kepala di anjurkan penggunaan shampoo yang tidak berbusa 2-3 kali seminggu dan memakai krim yang mengandung selenium sulfide atau Hg-presipitatus albus 2%.
(Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak .halaman  236-237, cetakan ke 4 oleh Staf            Pengajar IKA   fakultas kedokteran UI)
  1. Bila dermatitis seborrheic maupun infeksi ringworm sudah dalam kondisi yang parah, segeralah minta bantuan ahli untuk mengatasinya. Pengobatan-pengobatan yang dilakukan oleh dokter kulit misalnya, sangat diperlukan untuk penanganan yang efektif. Namun, meskipun pertolongan ahli sangat diperlukan, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan sendiri untuk penyembuhan yang lebih maksimal:
  2. Umumnya anak yang berbakat atopik di kepala akan mengalami "ketombean" yang lebih parah kalau cuaca sedang panas. Soalnya di saat seperti ini aktivitas kelenjar androgennya akan meningkat. Usahakan meminimalisir suasana tidak nyaman tersebut, misalnya dengan memakai payung bila keluar rumah, menghindari ruangan yang pengap, menghindari baju yang tebal, dan sebagainya. Sangat baik bila kita bisa menyediakan ruangan ber-AC untuk anak.
  3. Sebaiknya, jangan mengangkat sisik di kepala anak sebelum ada perintah dokter. Dikhawatirkan akan terjadi infeksi. Mungkin saja alat yang digunakan tidak steril. Bila infeksi terjadi, maka bisa lebih berbahaya. Dokter akan memberikan obat bila sisik di kepala anak terlihat banyak dan harus diangkat. Selain itu, terutama pada bayi, obat tersebut biasanya dicampur dengan minyak agar mudah mengenai kulit kepala.
  4. Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo merupakan produk yang dibuat khusus untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran. Namun hati-hati, gunakan sampo yang betul-betul diperuntukkan bagi anak, bukan untuk orang dewasa. Sampo untuk orang dewasa umumnya mengandung bahan sulfaktan, bahan pewangi, pengawet, dan sebagainya yang bisa mengiritasi kulit dan mata. Sedangkan sampo bayi sengaja tidak mendapat tambahan bahan-bahan yang bakal membahayakannya. Sampo tersebut harus lembut karena fungsi kelenjar kulit pada bayi dan anak belum bekerja secara sempurna.
  5. Penggunaan sampo untuk membersihkan kulit kepala memang sangat efektif. Namun tidak semua bayi dan anak betul-betul membutuhkannya. Bila tanpa sampo tak ada kelainan yang muncul, lebih baik gunakan air bersih saja ketika menyuci kepalanya. Frekuensi yang dianjurkan untuk pemakaian sampo adalah seminggu dua kali atau tiga kali. Namun, umumnya sampo bayi sangat lembut, sehingga tidak masalah bila dipakai setiap hari.
  6. Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga banyak mengeluarkan keringat dan membuat kepalanya bau. Bila ingin menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild.
  7. Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa menanganinya dengan mengontrol populasi jamur. Kita bisa mencuci rambut anak setiap hari dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara perlahan karena akan menghilangkan jamur lewat serpihan kulit yang lepas.
  8. Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan tidak selalu harus dilakukan oleh dokter. Kita bisa menggunakan obat antijamur yang bisa didapat di apotek. Carilah produk-produk yang mengandung 2% clotrimezol. Pada beberapa anak yang sensitif dengan produk krim, oleskan sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.
  9. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan lebih lanjut.

1.      Pengobatan
v  Oleskan krem atau salep kortikossteroid yang mengandung antibiotika tipis-tipis.
Ketombe di hilangkan dengan keramas menggunakan dengan sabun atau shampoo bayi khusus. Perhatikan agar keramas mengenai daerah ubun-ubun dan bilaslah dengan baik.
(Ilmu Kesehatan Anak untuk perawat , Halaman 171 oleh Al Speirs)
v  Pengobatan kausal belum diketahui.
Di usahakan agar penderita ( anak yang menjelang umur 13 tahun sampai 19 tahun) menghindarkan makanan yang berlemak, kacang, coklat, seperti pada pengobatan akne vulgaris. Dapat pula di berikan vitamin B6 dan vitamin B kompleks untuk waktu yang lama.
(Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak .halaman  236-237, cetakan ke 4 oleh Staf     Pengajar IKA fakultas kedokteran UI)

DAFTAR PUSTAKA

*      dr. Hendra Utama,Sp.FK. 2004. Dermatitis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
*       Prof.Dr. R.S. Siregar,Sp. KK(K). 2005. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit Edisi 2.Jakarta: EGC
*      Aisah Siti, Boediardja. 2004. Dermatitis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
*      Spear, Al. 1981. Ilmu Kesehatan Anak Untuk perawat. Semarang: IKIP Semarang Press.
*      Abdoerrachman,M.H, Ny. Afandi,M.B,dkk. 1985.  Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1.cetakan ke 4 .Jakarta: bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.
*      Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak . cetakan ke 4 oleh Staf     Pengajar IKA fakultas kedokteran UI