HIPOTERMI
BBL
A. LATAR
BELAKANG
Persalinan adalah proses yang normal (fisiologis). Pada umumnya bayi baru
lahir dapat dilahirkan secara nomal, akan tetapi hanya sebagian kecil yang
mengalami bayi baru lahir bermasalah, salah satunya adalah bayi baru lahir yang
mengalami Hipotermia
Hipotermia dapat terjadi secara cepat pada
bayi baru lahir yang sangat kecil atau bayi yang diresusitasi atau dipisahkan
dari ibu. Dalam kasus-kasus ini, suhu dapat cepat turun <35°C.
(BPP Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
hal M-122)
Gejala awal
hipotermia apabila suhu <36°C atau kedua kaki & tangan teraba dingin.
Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermia
sedang (suhu 32-36°C). Disebut hipotermia berat bila suhu <32°C, diperlukan
termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai
25°C.
(Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, 2001).
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI HIPOTERMI
Bayi baru lahir hipotermia adalah bayi dengan suhu badan dibawah
normal. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5°C (suhu ketiak).
Menurut Sandra M.T. (1997) bahwa hipotermia yaitu kondisi dimana
suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C.
Prinsip dasar hipotermi
Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5-37,5°C (suhu aksila). Gejala
awal hipotermia apabila suhu <36° C atau kedua kaki dan
tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah
mengalami hipotermia sedang (suhu 32-36° C) hipotermia kuat bila
suhu tubuh <32°C. Untuk mengukur suhu hipotermia diperlukan termometer ukuran
rendah yang dapat mengukur sampai 25°C. ( YBP-SP hal 372)
Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal
penyakit yang berakhir dengan kematian. (Indarso, F, 2001).
B.
ETIOLOGI HIPOTERMIA
Hipotermia pada bayi baru
lahir disebabkan oleh:
1)
Jaringan
lemak subkutan tipis.
2) Perbandingan
luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3) Cadangan
glikogen dan brown fat sedikit.
4) Bayi
Baru Lahir tidak mempunyai respon
shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan. (Indarso, F, 2001).
5) Kurangnya
pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami
hipotermi.
(Klaus, M.H et al, 1998)
Mekanisme kehilangan panas pada bayi
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas
tubuhnya melalui cara-cara berikut:
·
Evaporasi
Adalah
jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan
panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak
segera dikeringkan dan diselimuti.
·
Konduksi
Adalah kehilangan panas
tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang lebih
dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila
bayi diletakkan di atasbenda-benda tersebut.
·
Konveksi
Adalah kehilangan panas
tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi
yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi aliran udara dari
kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
·
Radiasi
Adalah kehilangan panas
yang terjadi karena bayi di tempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu
tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi akan kehilangan panas dengan cara
ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung).
(Asuhan Persalinan Normal,JNPK-KR,hal
123-124)
C.
CARA PENILAIAN HIPOTERMIA
Gejala hipotermia bayi baru lahir
·
Bayi tidak mau minum/menetek
·
Bayi
tampak lesu atau mengantuk saja
·
Tubuhbayi
teraba dingin
·
Dalam
keadaan berat,denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi
mengeras(skelerema)
Tanda-tanda hiportemia sedang(stress dingin)
·
Aktivitas berkurang, letargis
·
Tangisan lemah
·
Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
·
Kemampuan menghisap lemah
·
Kaki teraba dingin
Tanda-tanda hipotermia berat (cedera dingin)
·
Sama dengan hipotermia sedang
·
Bibir dan kuku kebiruan
·
Pernafasan lambat
·
Pernafasan tidak teratur
·
Bunyi jantung lambat
·
Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan
asidosis metabolik
Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia
·
Muka,ujung kaki dan tangan berwarna merah
terang
·
Bagian tubuh lainya pucat
·
Kulit mengeras merah dan timbul edema
terutama pada punggung kaki dan tangan (sklerema)
(YBP-SP hal 373)
D.
AKIBAT HIPOTERMIA
Akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh hipotermi Akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipotermi yaitu :
1.
Hipoglikemi
Asidosis Metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme anaerob.
2.
Kebutuhan
oksigen yang meningkat.
3.
Metabolisme
meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
4.
Gangguan
pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi
berat.
5.
Shock.
6.
Apnea.
7.
Perdarahan
Intra Ventricular.
(Indarso, F, 2001).
Pencegahan dan Penanganan
Hipotermi Pemberian panas yang mendadak, berbahaya karena dapat terjadi apnea
sehingga direkomendasikan penghangatan 0,5-1°C tiap jam (pada bayi < 1000
gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso, F, 2001).
E.
PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN HIPOTERMIA
Menurut Indarso, F (2001) menyatakan bahwa pengelolaan bayi
hipotermi adalah sebagai berikut :
1.
Bayi
cukup bulan
-
Letakkan
BBL pada Radiant Warner.
Radiant
Warner Adalah alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk
tindakan-tindakan. Dapat menggunakan servo controle (dengan menggunakan probe
untuk kulit) atau Pengelolaan non servo controle (dengan mengatur suhu
yang dibutuhkan secara manual).
-
Keringkan untuk menghilangkan panas melalui
evaporasi.
-
Tutup
kepala.
-
Bungkus
tubuh segera.
-
Bila stabil, dapat segera rawat gabung sedini
mungkin setelah lahir bayi dapat disusukan.
2.
Bayi
sakit
-
Seperti prosedur di atas.
-
Tetap letakkan pada radiant warmer sampai
stabil.
3.
Bayi
kurang bulan (prematur)
-
Seperti prosedur di atas.
-
Masukkan ke inkubator dengan servo controle
atau radiant warner dengan servo controle.
4.
Bayi
yang sangat kecil
-
Dengan radiant warner yang diatur dimana suhu
kulit 36,5 °C.
-
Tutup kepala.
-
Kelembaban 40-50%.
-
Dapat diberi plastik pada radiant warner.
-
Dengan servo controle suhu kulit abdomen 36,
5°C.
-
Dengan dinding double.
-
Kelembaban 40-50% atau lebih (bila kelembaban
sangat tinggi, dapat dipakai sebagai sumber infeksi dan kehilangan panas
berlebihan).
-
Bila temperatur sulit dipertahankan,
kelembaban dinaikkan.
-
Temperatur lingkungan yang dibutuhkan sesuai
umur dan berat bayi.
Penatalaksanaan Neonatus Resiko Tinggi
(hipotermi) :
Mempertahankan
Suhu Tubuh Untuk Mencegah Hipotermi Menurut Indarso, F (2001) menyatakan bahwa
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dalam mencegah hipotermi adalah:
1) Mengeringkan
bayi segera setelah lahir.
Cara
ini merupakan salah satu dari 7 rantai hangat :
·
Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat,
kering dan bersih.
·
Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir/ air
ketuban segera setelah lahir dengan handuk yang kering dan bersih.
·
Menjaga bayi hangat dengan cara mendekap bayi
di dada ibu dengan keduanya diselimuti (Metode Kangguru).
·
Memberi ASI sedini mungkin segera setelah
melahirkan agar dapat merangsang pooting reflex dan bayi memperoleh kalori
dengan :
Ø Menyusui bayi.
Ø Pada bayi kurang bulan yang
belum bisa menetek ASI diberikan dengan sendok atau pipet.
Ø
Selama memberikan ASI bayi dalam dekapan ibu
agar tetap hangat.
Ø
Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam
perjalanan pada waktu rujukan.
Ø Penghangatan pada bayi baru
lahir secara mandiri.
·
Melatih
semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. Menunda memandikan bayi
lahir sampai suhu tubuh normal Untuk mencegah terjadinya serangan dingin,
ibu/keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi.
Ø Pada bayi lahir sehat yaitu
cukup bulan, berat < 2500 gram, langsung menangis kuat, memandikan bayi
ditunda 24 jam setelah kelahiran. Pada saat memandikan bayi, gunakan air
hangat.
Ø Pada bayi lahir dengan
resiko, keadaan umum bayi lemah atau bayi dengan berat lahir 2000 gram
sebaiknya jangan dimandikan. Tunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik
yaitu bila suhu tubuh stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI
dengan baik.
Penanganan hipotermia bayi baru lahir
·
Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah
sekali meninggal. Tindakan
yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan di dalam inkubator atau melalui
penyinaran lampu.
· Cara lain yang sangat
sederahana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi
melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi
kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh
ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian (merupakan teknologi tepat guna
baru) disebut sebagai Metode kanguru ibu menggunakan pakaian longgar
berkancing depan.
· Bila tubuh bayi masih
dingin gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu yang
digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Hal ini dilakukan beruang kali
sampai tubuh bayi hangat. Tidak boleh memakai buli-buli panas karena bahaya
luka bakar.
· Biasanya bayi hipotermia
menderita hipoglikemia, sehingga bayi
harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap,
diberi infus gukosa10% sebanyak 60-80ml/kg perhari.
Prinsip dasar metode kanguru:
Adalah mengganti perawatan BBLR dalam inkubator dengan
metode kanguru. Ibu diidentikkan sebagai kanguru yang dapat mendekap bayinya
secara seksama, dengan tujuan mempetahankan suhu bayi secara optimal (36,5-37,5
C). suhu yang optimal ini diperoleh dengan adanya kontak langsung antara kulit
bayi dengan kulit ibunya secara continue. Ibu berfungsi sebagai Host
atau indung bagi bayi. Posisi bayi dalam kantung kanguru adalah tegak /vertical
pada siang hari ketika ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap /miring pada
malam hari ketika ibu berbaring atau tidur.
(YBP-SP hal 374)
Pengobatan Hipotermi
- Melaksanakan metode kangguru yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala diletakkan di dada ibu agar bayi menjadi hangat karena terjadi kontak kulit langsung. Bila tubuh bayi masih terasa dingin bisa ditambahkan selimut.
- Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau hangatkan di atas tungku
- Menghangatkan bayi dengan lampu pijar 40-60 watt yang diletakkan pada jarak setengah meter di atas bayi.
- Meminta pertolongan kepada petugas kesehaan terdekat
- Rujuk ke rumah sakit
http://www.pustaka-zikzik.co.cc/2010/06/hipotermi.html
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, 2007. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP
JNPK-KR,
2008. Asuhan Persalinan Normal. Depkes RI
Prawirohardjo,
Sarwono, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta:
YBP
http://www.pustaka-zikzik.co.cc/2010/06/hipotermi.html
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar