Selasa, 06 Januari 2015

hipotermi bbl



HIPOTERMI BBL

A.  LATAR BELAKANG
Persalinan adalah proses yang normal (fisiologis). Pada umumnya bayi baru lahir dapat dilahirkan secara nomal, akan tetapi hanya sebagian kecil yang mengalami bayi baru lahir bermasalah, salah satunya adalah bayi baru lahir yang mengalami Hipotermia
 Hipotermia dapat terjadi secara cepat pada bayi baru lahir yang sangat kecil atau bayi yang diresusitasi atau dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus ini, suhu dapat cepat turun <35°C.
(BPP Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal M-122)
Gejala awal hipotermia apabila suhu <36°C atau kedua kaki & tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32-36°C). Disebut hipotermia berat bila suhu <32°C, diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25°C.
(Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, 2001).

PEMBAHASAN

A.  DEFINISI HIPOTERMI
Bayi baru lahir hipotermia adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5°C (suhu ketiak).
Menurut Sandra M.T. (1997) bahwa hipotermia yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C.

Prinsip dasar hipotermi
Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5-37,5°C (suhu aksila). Gejala awal hipotermia apabila suhu <36° C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32-36° C) hipotermia kuat bila suhu tubuh <32°C. Untuk mengukur suhu hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25°C.  ( YBP-SP hal 372)
Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian. (Indarso, F, 2001).   

B.  ETIOLOGI HIPOTERMIA
Hipotermia pada bayi baru lahir disebabkan oleh:
1)    Jaringan lemak subkutan tipis.
2)   Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3)   Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4)   Bayi Baru Lahir  tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan. (Indarso, F, 2001).
5)   Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi.
(Klaus, M.H et al, 1998)

Mekanisme kehilangan panas pada bayi
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:
·         Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
·         Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang lebih dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atasbenda-benda tersebut.

·         Konveksi
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
·         Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di tempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi akan kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
(Asuhan Persalinan Normal,JNPK-KR,hal 123-124)     

C.  CARA PENILAIAN HIPOTERMIA
Gejala hipotermia bayi baru lahir
·         Bayi tidak mau minum/menetek
·         Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
·         Tubuhbayi teraba dingin
·         Dalam keadaan berat,denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras(skelerema)

Tanda-tanda hiportemia sedang(stress dingin)
·         Aktivitas berkurang, letargis
·         Tangisan lemah
·         Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
·         Kemampuan menghisap lemah
·         Kaki teraba dingin


Tanda-tanda hipotermia berat (cedera dingin)
·         Sama dengan hipotermia sedang
·         Bibir dan kuku kebiruan
·         Pernafasan lambat
·         Pernafasan tidak teratur
·         Bunyi jantung lambat
·         Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik

Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia 
·         Muka,ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
·         Bagian tubuh lainya pucat
·         Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung kaki dan tangan (sklerema)
 (YBP-SP hal 373)

D.  AKIBAT HIPOTERMIA
 Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh hipotermi Akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipotermi yaitu :
1.     Hipoglikemi Asidosis Metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme anaerob.
2.    Kebutuhan oksigen yang meningkat.
3.    Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
4.    Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi berat.
5.    Shock.
6.    Apnea.
7.    Perdarahan Intra Ventricular.
(Indarso, F, 2001).
 Pencegahan dan Penanganan Hipotermi Pemberian panas yang mendadak, berbahaya karena dapat terjadi apnea sehingga direkomendasikan penghangatan 0,5-1°C tiap jam (pada bayi < 1000 gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso, F, 2001).

E.  PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN HIPOTERMIA
Menurut Indarso, F (2001) menyatakan bahwa pengelolaan bayi hipotermi adalah sebagai berikut :
1.     Bayi cukup bulan
-          Letakkan BBL pada Radiant Warner.
Radiant Warner Adalah alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk tindakan-tindakan. Dapat menggunakan servo controle (dengan menggunakan probe untuk kulit) atau Pengelolaan non servo controle (dengan mengatur suhu yang dibutuhkan secara manual).
-          Keringkan untuk menghilangkan panas melalui evaporasi.
-          Tutup kepala.
-          Bungkus tubuh segera.
-          Bila stabil, dapat segera rawat gabung sedini mungkin setelah lahir bayi dapat disusukan.

2.    Bayi sakit
-          Seperti prosedur di atas.
-          Tetap letakkan pada radiant warmer sampai stabil.

3.    Bayi kurang bulan (prematur)
-          Seperti prosedur di atas.
-          Masukkan ke inkubator dengan servo controle atau radiant warner dengan servo controle.

4.    Bayi yang sangat kecil
-          Dengan radiant warner yang diatur dimana suhu kulit 36,5 °C.
-          Tutup kepala.
-          Kelembaban 40-50%.
-          Dapat diberi plastik pada radiant warner.
-          Dengan servo controle suhu kulit abdomen 36, 5°C.
-          Dengan dinding double.
-          Kelembaban 40-50% atau lebih (bila kelembaban sangat tinggi, dapat dipakai sebagai sumber infeksi dan kehilangan panas berlebihan).
-          Bila temperatur sulit dipertahankan, kelembaban dinaikkan.
-          Temperatur lingkungan yang dibutuhkan sesuai umur dan berat bayi.

Penatalaksanaan Neonatus Resiko Tinggi (hipotermi) :
Mempertahankan Suhu Tubuh Untuk Mencegah Hipotermi Menurut Indarso, F (2001) menyatakan bahwa untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dalam mencegah hipotermi adalah:
1)    Mengeringkan bayi segera setelah lahir.
Cara ini merupakan salah satu dari 7 rantai hangat :
·         Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering dan bersih.
·         Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir/ air ketuban segera setelah lahir dengan handuk yang kering dan bersih.
·         Menjaga bayi hangat dengan cara mendekap bayi di dada ibu dengan keduanya diselimuti (Metode Kangguru).
·         Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang pooting reflex dan bayi memperoleh kalori dengan :
Ø  Menyusui bayi.
Ø  Pada bayi kurang bulan yang belum bisa menetek ASI diberikan dengan sendok atau pipet.
Ø  Selama memberikan ASI bayi dalam dekapan ibu agar tetap hangat.
Ø  Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu rujukan.
Ø  Penghangatan pada bayi baru lahir secara mandiri.
·         Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. Menunda memandikan bayi lahir sampai suhu tubuh normal Untuk mencegah terjadinya serangan dingin, ibu/keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi.
Ø  Pada bayi lahir sehat yaitu cukup bulan, berat < 2500 gram, langsung menangis kuat, memandikan bayi ditunda 24 jam setelah kelahiran. Pada saat memandikan bayi, gunakan air hangat.
Ø  Pada bayi lahir dengan resiko, keadaan umum bayi lemah atau bayi dengan berat lahir 2000 gram sebaiknya jangan dimandikan. Tunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.

Penanganan hipotermia bayi baru lahir  
·         Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
·      Cara lain yang sangat sederahana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut sebagai Metode kanguru ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
·      Bila tubuh bayi masih dingin gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Hal ini dilakukan beruang kali sampai tubuh bayi hangat. Tidak boleh memakai buli-buli panas karena bahaya luka bakar.
·      Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga  bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap, diberi infus gukosa10% sebanyak 60-80ml/kg perhari.

Prinsip dasar metode kanguru:
Adalah mengganti perawatan BBLR dalam inkubator dengan metode kanguru. Ibu diidentikkan sebagai kanguru yang dapat mendekap bayinya secara seksama, dengan tujuan mempetahankan suhu bayi secara optimal (36,5-37,5 C). suhu yang optimal ini diperoleh dengan adanya kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibunya secara continue. Ibu berfungsi sebagai Host atau indung bagi bayi. Posisi bayi dalam kantung kanguru adalah tegak /vertical pada siang hari ketika ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap /miring pada malam hari ketika ibu berbaring atau tidur. 
 (YBP-SP hal 374)

Pengobatan Hipotermi
  1. Melaksanakan metode kangguru yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala diletakkan di dada ibu agar bayi menjadi hangat karena terjadi kontak kulit langsung. Bila tubuh bayi masih terasa dingin bisa ditambahkan selimut.
  2. Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau hangatkan di atas tungku
  3. Menghangatkan bayi dengan lampu pijar 40-60 watt yang diletakkan pada jarak setengah meter di atas bayi.
  4. Meminta pertolongan kepada petugas kesehaan terdekat
  5. Rujuk ke rumah sakit
http://www.pustaka-zikzik.co.cc/2010/06/hipotermi.html

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP

JNPK-KR, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Depkes RI

Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP


http://www.pustaka-zikzik.co.cc/2010/06/hipotermi.html





















 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar